Minggu, 07 Juli 2013

IMPLEMENTASI SUMPAH PEMUDA UNHALU


Universitas Haluoleo merupakan Universitas pertama dan terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra). Sebagai mahasiswa di Universitas tersebut, rasanya bangga dapat lolos seleksi mengalahkan ratusan pendaftar calon Mahasiswa lainnya. Namun ketika diluar sana para intelektual muda berbakat berlomba-lomba membanggakan prestasinya dengan membawa nama Universitas mereka, dan orang-orang ramai membicarakan sana-sini sampai tersebar lewat media. Dan ketika itu juga Universitas Haluoleo tersebar berita dengan kata “UNHALU Berdara, UNHALU Rusuh, atau UNHALU Mencekam.” Patutkah kita merasa bangga dengan pemberitaan itu karena beritanya dimana-mana? Yang pantas dibanggakan itu adalah prestasi bukan kriminalitas.
Mereka mengatas namakan suatu golongan, ras dan etnis. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Sultra merupakan suatu daerah multi etnis yang dihuni oleh berbagai suku dengan berbagai macam bahasa. Dan ketika konflik tengah terjadi di Kampus Unhalu sering dikaitkan dengan etnis tertentu, dan setiap kali terjadi konflik orang-orang akan selalu bertanya “Suku apami lagi itu dengan suku apa yang bermasalah?” Bukankah kita para intelektual adalah pemuda-pemudi juga masyarakat Indonesia? Yang memiliki 3 sumpah, yaitu Sumpah Pemuda. Karena pada akhirnya kita akan kembali dengan sumpah yang ke-3, yaitu “Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Etnis hanyalah suatu kebudayaan dan identitas dari masing-masing daerah. Kita ini adalah satu, Bertumpah dara satu, tanah air Indonesia dan Berbangsa yang satu, yaitu bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar